Judul : Kebijaksanaan alm. Bapak
Hari/tanggal : Jumat, 24 Juni 2022
Assalamualaikum.wr.wb
Jemariku berasa kelu ketika mau merangkai kata tentang "Bapak", beliau adalah sosok yang selalu jadi panutan yang nomor dua setelah Nabi Muhammad SAW. Bapak di foto tersebut berada tepat dihadapan kami, ketika aku dan suami mengsakralkan proses ijab qobul. Pada waktu itu Bapak sudah sakit stroke, melafalkan ucapan yang tidak jelas, menjadikan beliau memberikan kuasa jadi wali kepada Naib.
Bapak begitu bahagia dikala itu, ketika masih bisa mendampingi aku sampai menikah. Melihat putrinya yang sudah berusia 27 th, ada kebahagiaan tersendiri bagi beliau. Mungkin dilingkungan sekitar, usia ku sudah tua alias perawan tua, tapi aku yakin menikah di usia itu membuat kedewasaan yang sudah tepat. Kuterima semua ketetapan Allah SWT, aku menikah pada bulan Desember 2013.
Kebijaksanaan Bapak terukir sejak aku masih kecil dan membekas direlung hati yang paling dalam. Beliau tidak banyak bicara, tapi kalau sudah berbicara hal terpenting saja, sering bercerita dan tidak pernah melarang aku bermain apapun, selama tidak membahayakan. Aku dibiarkan berpendapat dan selalu mengajak bercanda.
Bapak selalu mengajari keempat anaknya untuk disiplin sholat, terutama waktu sholat shubuh, jika Beliau sepulang dari masjid kok anak - anaknya belum bangun, langsung bawa segayung air dan disiram kewajah kami, eiths mengenang masa lalu, itu semua agar kami tidak menyepelakan sholat. Anak Bapak empat yang tiga perempuan dan yang satu laki - laki anak terakhir.
Sejak kecil keempat anaknya diajari bertani meskipun semua disekolahkan sampai perguruan tinggi, tapi kami harus tahu bagaimana mendapatkan uang. Ya bertani adalah mata pencaharian keluarga kami, Bapak seorang petani yang rajin, mampu membiayai anak - anak nya dalam mencari ilmu, didampingi Emak sebagai ibu rumah tangga.
Pada tahun 2009 aku lulus S1, Bapak jatuh sakit, sehingga aku harus melanjutkan tugas bapak mencari nafkah keluarga, karena kedua kakakku sudah berumah tangga dan semua ikut suami. Pada waktu itu adik ku masih duduk dibangku SD, jadi perjuanganku membiayai adik masih panjang, setiap hari apa yang bisa aku kerjakan disawah aku kerjakan semampu aku, jika yang berat aku menyuruh orang untuk mengerjakannya.
Tak terasa Bapak semakin hari kesehatanya semakin menurun, tapi aku bahagia sekali karena disisa usianya, aku bisa merawat beliau, mulai beliau bangun sampai tidur lagi. Seingatku, aku sudah mengajar disekolah swasta di Tulungagung, waktu itu perjalanan aku tempuh setiap hari PP (pergi pulang) sekitar 52 Km dari Blitar, jadi lumayan jauh. Sebelum berangkat ke sekolah, aku mandikan bapak yang sudah tidak bisa pindah dari kasur, ku seka seluruh badannya dengan washlap, setelah itu Bapak aku suapi, kalau sudah ganteng dan bersih, aku sambil mengerjakan pekerjaan rumah bantu emak, cuci baju, masak dan lain - lain. Aku bisa berangkat, ku targetkan jam 7 kurang sudah sampai di sekolah. Alhamdulillah hampir lima tahun mengajar di Tulungagung dan merawat Bapak bisa aku lalui dengan baik.
Pada tahun 2013 aku menikah dan ditemani Bapak, sampai aku mempunyai anak pertama tahun 2014, beliau masih menemani kami, kebahagiaan tersendiri, tapi Allah SWT lebih sayang kepada Bapak, pada tahun 2015 bulan November Bapak dipanggil oleh Allah, dimana aku juga bisa berada didekat beliau, membacakan Alquran, surah yasin, kuganti pempers terakhir sekitar jam 14.00 WIB, ku menangis dan membisikkan ke telinga Bapak, bahwa nanti malam adalah malam Jumat, Kubersihkan BAB beliau karena tinjanya bewarna hitam, pada waktu itu aku ingat kalau tinjanya hitam berarti sudah dekat, dengan menangis yang tak bisa ku bendung, aku mencoba tidak percaya dengan perkataan tersebut, akhirnya aku menghibur diri dengan bercanda dengan putriku.
Pada pukul 15.40 WIB, aku mendekat kepada Bapak dan emak disamping beliau, kulihat wajah Bapak yang bersih, keringat sedikit yang muncul didahi dan aroma badan Bapak yang wangi masih bisa aku rasakan sampai saat ini, tidak tahu dari mana asalnya, karena sebelum Bapak meninggal tidak kubilas badanya dengan air sejak kemarin lusa, karena Bapak sudah ngedrop cuma bisa memejamkan mata, Bapak meninggal tanpa suara nafas pun ketika hembusan terakhir seperti orang tidur.
Bapak kenangan tentang mu masih membekas sampai saat ini, InsyaAllah engkau meninggal dalam keadaan husnul khotimah, maafkan putrimu ini yang belum bisa membahagiakan Bapak, kan kuingat pesan Bapak, bahwa selalu menjaga sholat, dan saat ini aku berusaha mengikuti jejak Bapak dalam mendidik anak - anak ku, mengutamatakn sholat, mencari ilmu. Bapak pernah berucap, "aku ingin anak - anak ku lebih pandai, jangan seperti bapaknya", Bapak dan emak tidak lulus SD tapi bisa membiayai pendidikan keempat anaknya sampai sarjana.
Ya Allah tempatkan Bapak di tempat yang Engkau ridhoi, aamiin. Kenangan alm. Bapak,😭😭😭😭.
Wassalamualaikum.wr.wb
Rdj-Janna (Tantangan Omjay Menulis 10 Juni - 10 Juli 2022)
"Menulislah dengan Rasa Hingga Muncul Berjuta Makna"
Semoga Allah menempatkan orang tua Bu darul dalam surga NYA aamiin
BalasHapusJadi inget Abah