Judul : Sederet Kisah Koi Kami
Hari/tanggal : Jumat, 01 Juli 2022
Hari ini Jumat, 01 Juli 2022 awal bulan Juli dan juga dimana 1 dzulhijah 1443 H dimulai. Insyaalloh ke depan lebih berkah bagi seluruh umat islam di dunia, aamiin. Kegiatan seharian kami lalui dengan aktivitas dirumah, suami membersihkan belakang rumah, menata kandang ayam dan enthok. Melihat kolam ikan koi yang kurang dirawat karena aktivitas jualan kerupuk agak menyita waktu suami. Sehingga perikanan koi terbengkalai, bukan harga ikan yang hancur tapi semangat kami, sebagai petani ikan pemula, hampir tumbang.
Kisah kami membudidayakan ikan koi dimulai sewaktu pandemi Covid muncul, awal dimana usaha jualan kerupuk kami menurun drastis, pernah berhenti selama tiga bulan. Dimana waktu itu kolam deket rumah kosong, dan disarankan oleh teman untuk membudidayakan ikan koi, yang baru menetas. Perjalanan itu bisa kami lalui cuma 8 bulan untuk merasakan hasil yang menjanjikan, ketika ikan di jual tiga bulan sekalsetelah penyebaran benih ikan
Setelah delapan bulan itu, kolam ikan tetap kami isi dengan ikan koi, namun sampai sekarang tidak bisa dijual. Mungkin para petani seperti kami bingung dimana tempat penjualan. Alasannya adalah harus mampu bersaing dengan petani lain yang memliki modal banyak, sehingga sekarang yang bisa laku di pasaran adalah ikan koi yang sudah besar, bisa dikatakan sudah hampir menjadi indukan.
.Masyarakat Blitar yang notabene petani ikan koi sejak tahun 80-an, sekarang malah tambah banyak lahan sawah atau pekarangan rumah, semua disulap menjadi sebuah kolam. Bukan wabah covid saja yang menular, tapi efek yang menggiurkan dari petani ikan koi yang menjanjikan, rela mengeluarkan uang banyak demi membuat kolam dan diisi ikan koi. Nama lainya adalah warga Blitar latah kondisi lingkungan. Mereka dan termasuk kami terjangkit tapi karena kami sudah punya kolam, dan tidak ada isinya, sehingga ada orang yang menawarkan tanam benih dengan sistem bagi hasil, jika sudah sampai pada sesiran (pemilihan warna corak) ikan pertama, mungkin sekitar 1,5 bulan.
Bibit ikan koi dibawa istri Soekarno dari Jepang. Karena Blitar memiliki alam yang cocok untuk budi daya ikan tersebut, selanjutnya ikan koi jadi terkenal di berbagai penjuru Blitar.
Mengutip dari Merdeka.com - Kabupaten Blitar, Jawa Timur dikenal sebagai lumbung ikan Koi sejak tahun 1990-an. Ikan hias yang dikenal dengan kecantikannya itu sudah lama dibudidayakan oleh masyarakat Blitar, terutama di daerah Nglegok dan sekitarnya. Bahkan, ikan Koi hasil budi daya di wilayah itu sudah dipatenkan. Hingga tahun 2018, Blitar menjadi satu-satunya klub ikan Koi di Indonesia yang bisa menggelar kontes koi piala presiden. Nama Blitar sebagai lumbung Ikan Koi pun semakin dikenal publik. Tak heran jika Blitar menjadi rujukan bagi orang dari berbagai daerah untuk mempelajari iklim budi daya Ikan Koi.
Ikan Koi sendiri melambangkan banyak kebajikan. Hewan omnivora ini diakui sebagai simbol ketekunan, daya tahan, serta kekuatan individualisme. Selain itu, Ikan Koi bisa membentuk susunan warna yang berbeda dan unik. Bahkan, para pencinta Ikan Koi mengenal konotasi untuk masing-masing warna itu.
Kemudian, Ikan Koi dikenal memiliki arti kekayaan dan kemakmuran. Koi metalik melambangkan kesuksesan dalam bisnis. Asagi Koi biru, merah dan abu-abu merupakan lambang positif. Sementara, Koi Hitam adalah simbol partriarki. Jika sebelumnya Minapolitan dipusatkan di Desa Penataran dan Desa Kemloko Kecamatan Nglegok, kini sudah merambah ke desa-desa lain. Bahkan, jumlah pembudidaya juga terus mengalami peningkatan. Banyak petani yang beralih ke budi daya Ikan Koi bahkan menjadi pedagangnya.
Itulah sejarah ikan koi yang aku cari di berita lewat browsing, diluar cerita itu. Kami sebagai petani hanya memanfaatkan kolam yang sudah ada. Pada waktu mengisi kolam dengan ikan koi, kami cuma mengikuti tren, ternyata sekarang tren yang semakin merajalela membuat kami tidak bisa menjual, ikan koi dikolam kami, cuma bisa kami rawat, tanpa bisa menjualnya, karena penjual bingung menjualnya, stok yang melimpah dan peminat yang semakin ketat memilihnya.
Alhamdulillah untuk hari ini, meski menceritakan kisah dari aktivitas kami dengan mensyukuri yang ada, tidak tahu sampai kapan sederetan kisah ikan koi menemai perjalanan kehidupan keluarga kami. Terimaksih para pembaca blogger, semoga tulisan yang sederhana dapat bermanfaat, aamiin, "Menulislah dengan Rasa Hingga Muncul Berjuta Makna"
Saya gagal terus pelihara ikan koi, Bun...
BalasHapus